Senin, 29 Mei 2017

Sejarah Taman Suropati

SEJARAH TAMAN SUROPATI


 Sejarah Singkat Taman Suropati

Taman Suropati (awalnya bernama Burgemeester Bisschopplein) adalah nama sebuah taman di Jakarta. Pada awalnya nama taman ini diambil dari nama Walikota (Burgemeester) Batavia yang pertama G.J. Bisshop (1916-1920). Taman ini merupakan pusat kawasan Menteng, berada tepat di antara pertemuan tiga jalan utama yaitu Menteng Boulevard (Jl. Teuku Umar), Orange Boulevard (Jl. Diponegoro) dan Nassau Boulevard (Jl. Imam Bonjol). Pada mulanya berbentuk bukit, kemudian dipangkas dan sebagian tanahnya dibuang ke Jl. Besuki. Lapangan ini mulai ditanami pohon maupun bunga sejak 1920. Lapangan yang kini disebut sebagai Taman Suropati ini sejak tahun 1920 sudah menggantikan lapangan bundar yang luas dalam Rencana Moojen.
Tak banyak orang Jakarta tahu bahwa nama Taman Suropati diambil dari nama salah satu pahlawan nasional Indonesia. Untung Suropati namanya, lahir di Bali, 1660 – meninggal dunia di Bangil, Jawa Timur, 5 Desember 1706 pada umur 45/46 tahun, adalah seorang tokoh dalam sejarah Nusantara yang dicatat dalam Babad Tanah Jawi. Kisahnya menjadi legendaris karena mengisahkan seorang anak rakyat jelata dan budak VOC yang menjadi seorang bangsawan dan Tumenggung (Bupati).Untung juga diceritakan pernah mendirikan kerajaan yang berpusat di Pasuruan. Namun, VOC dan sekutunya menyerang dan menghancurkan kerajaan Untung. Senjata tentara VOC lebih canggih dan jumlahnya lebih banyak daripada tentara Untung. Akhirnya, kerajaan Untung dikalahkan. Untung mengalami luka-luka hingga akhirnya meninggal dunia.Kisah Untung Surapati yang legendaris dan perjuangannya melawan kolonialisme VOC di Pulau Jawa membuatnya dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia. Ia telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.
Taman Suropati yang rindang, sejak beberapa tahun yang lalu dihiasi dengan patung-patung karya pematung dari seluruh ASEAN. Pada awalnya muncul gagasan peletakan patung-patung disebarkan, namun akhirnya disatukan. Lokasi dipilih Taman Surapati, karena taman ini kosong dan keamanan lebih terjamin. Sampai sekarang pemeliharaan Monumen ASEAN dilakukan oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta.
Monumen ASEAN yang terdiri dari patung-patung ini mempunyai arti yang sangat penting di antaranya:
1) Untuk meningkatkan rasa persatuan di kalangan para seniman ASEAN khususnya seniman patung
2)Menciptakan karya seni sebagai lambang solidaritas ASEAN dan sebagai contoh keanekaragaman tradisi nasional masing-masing negara
3) Memberikan kesempatan kepada para seniman untuk bertukar pikiran dan pengalaman antar seniman ASEAN dalam menciptakan suatu karya seni yang baik, dalam bentuk patung ASEAN.

Pembangunan Monumen ASEAN merupakan hasil kerjasama di bidang kebudayaan antar bangsa Asia Tenggara. Bentuk patung itu mencerminkan kebersamaan dan persatuan yang kokoh. 

 Patung Rebirth
Patung dari Philipina diberi judul rebirth atau kelahiran kembali karya Luis E. Yee Jr (Junvee) dari Philippines, berbentuk tonggak-tonggak kayu berjumlah 16 buah yang ditanam ke dalam tanah, terletak di baris barat paling selatan yang dekat dengan Jl. Diponegoro dan Jl. Imam Bonjol. 

 Patung Harmoni
Patung dari Brunei Darussalam diberi nama Harmoni karya Awang Hj. Latif Aspar dari Brunei Darussalam dengan maksud harmoni dalam kehidupan di antara negara ASEAN, bentuknya mirip lambang ASEAN yang di bagian tengahnya terdapat simbol negara Brunei. 

 
Patung Fratenity
Patung dari Thailand berjudul Fratenity yang berarti persaudaraan karya Nonthivathn Chandhanaphalin. Pematung yang lahir pada 16 Oktober 1946 ini adalah juga dosen di Sculpture Department, Faculty of Painting Sculpture and Graphic Arts, Silpakorn University, Bangkok, Thailand, menggambarkan keakraban dua orang walupun tidak tahu jenis kelamin dari wujudnya. 

Patung Peace
 Patung dari Indonesia diberi nama Peace yang artinya perdamaian karya Sunaryo yang mewakili Indonesia, berbentuk sosok tubuh manusia yang distorsi sedemikian rupa, sehingga bentuk manusianya hilang. 
Patung The Spirit of Asean
Patung dari Singapura berjudul The Spirit of Asean karya Wee Beng Chong. Seniman dan perupa patung terkenal yang lahir di Singapura pada 22 November 1938 ini adalah penerima pertama the Cultural Medallion pada 1979 yang digagas oleh Ong Teng Cheong, Presiden, dan kemudian Menteri Kebudayaan Singapura., berbentuk seperti tiang yang patah-patah namun tetap merupakan kesatuan.

Patung Peace, Harmon and One-Malaysia
Kemudian patung terakhir dari Malaysia dengan judul Peace, Harmon and One-Malaysia, bentuknya tidak sinkron karena berlatar belakang bentuk patung dari Jepang, sehingga menyerupai bentuk tradisional yaitu origami.
Para pematung bekerja di workshop yang terletak di Taman Ismail Marzuki (TIM), sebuah bangunan seluas lax 25 meter, lengkap dengan peralatannya.Kecuali pematung dari Singapura dan Malaysia, pematung Singapura bekerja langsung di Taman Surapati, karena teknik yang digunakan teknik cetak beton. Pematung Malaysia bekerja langsung di bengkel Manggarai, karena bahan plat baja setebal 1 cm yang digunakan memerlukan mesin-mesin dan. alat-alat besar yang ada di bengkel tersebut.
Itulah sejarah singkat tentang Taman Suropati, semoga kita sebagai para penerus bangsa akan lebih menghargai sejarah dan lebih menyayangi taman yaaa....
Sayangi taman, sayangi alam, maka alam akan menyayangi kitaa :)



By :
Kelompok Taman Suropati
Arganatha Eka Putra
Ari Nugroho
Ayunda Rahdini
Maghvira Kasminingrum
Muhammad Rizky Minardi