Minggu, 04 Januari 2015

IBD - Bab 11 (Manusia dan Harapan)

BAB 11
MANUSIA DAN HARAPAN

A. Pengertian Harapan
Setiap manusia pasti mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut  masa depan
Untuk mewujudkan harapan harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu :
·         Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
·         Pada umunya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat

B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?
1.     Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka..
2.     Dorongan kebutuhan hidup
Sebuah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini, disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik / jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
·         Kelangsungan hidup (survival)
·         Keamanan (safety)
·         Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and loved)
·         Diakui lingkungan (status)
·         Perwujudan cita-cita (self actualization)

C. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui ataua meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas,ha katas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber agama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghorati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialaha keyakinan masing-masing.

D. Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
1.     Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.     Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
3.     Kepercayaan kepada pemerintah
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis maupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara / pemerintah.
4.     Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa itu sangat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinhya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat peertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.



Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi, kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
·         Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
·         Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
·         Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dsb.
·         Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
·         Menekan perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah, dsb


*      Contoh Manusia dan Harapan
Harapan Gubernur Aher di 2015
Thursday, 01 January 2015, 06:14 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, memaknai Tahun Baru 2015 sebagai tahun harapan berbagai kebaikan untuk warga provinsi ini.

"Kita memaknai tahun baru ini sebagai tahun harapan, harapan kepada rahmat Allah, harapan rizki, dan harapan keselamatan," kata Gubernur di sela-sela perayaan malam Tahun Baru 2015 di Kota Bandung, Kamis.

Ia menjelaskan harapan dapat menghadirkan semangat bagi manusia untuk mewujudkan harapan itu. Menurut dia, jika tidak ada harapan tentu tidak akan ada semangat untuk mendorong menggapai masa depan yang baik.

"Harapan ini yang menghadirkan kita untuk semangat,'' katanya. ''Kalau tidak ada harapan, apa yang akan mendorong untuk masa depan kita.''

Ia menambahkan, menggapai harapan menuju kebaikan dan kesuksesan itu tentu harus dilakukan dengan cara bekerja keras.

"Jadi, makna Tahun Baru adalah mari kita hadirkan harapan untuk sebuah keberhasilan atau kesuksesan," kata gubernur.

Terkait harapan Pemerintah Provinsi Jabar, Heryawan mengungkapkan ingin memperbaiki kinerja, efektivitas dan ketepatan sasaran dari semua program yang ada di bidang pendidikan, kesehatan, dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Selanjutnya meningkatkan angka harapan hidup, derajat kesehatan dan perbaikan infrastruktur, meningkatkan ekonomi pertanian, menjaga lingkungan hidup, antisipasi kebencanaan, pengelolaan seni budaya, pariwisata, dan pemuda.

"Ada yang terakhir, harus kita tekankan program ketahanan keluarga, kita tidak ingin ada kemajuan infrastruktur tapi disaat bersamaan harus ada ketahanan keluarga," kata Gubernur Jabar.



Referensi : http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/01/01/nhgz8x-harapan-gubernur-aher-di-2015

IBD - Bab 10 (Manusia dan Kegelisahan)

BAB 10
MANUSIA DAN KEGELISAHAN

A. Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tenteram hat maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu pada umumnya lain dari biasanya. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran, ataupun ketakuan.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu :
a.      Kecemasan objektif
Kecemasan tentang kenyataan (objektif) adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar.
b.      Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
c.       Kecemasan moril
Kecemasan ini disebabkan oleh pribadi seseorang

B. Sebab-sebab Orang Gelisah
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

C. Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama hasru dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

D. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dn kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan siri dalam masyarakat.

E. Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lenganng, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusi, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat menyebabkan kesepian. Dalam hal itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.
Kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.

F.  Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaab yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

G.                         Sebab-sebab Terjadi Ketidakpastian
1.     Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita.
2.     Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3.     Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
4.     Histeria
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti, dan sikap orang lain.
5.     Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.
Delusi ada tiga macam, yaitu :
·         Delusi persekusi    : menganggap keadaan sekitarnya jelek.
·         Delusi keagungan  : menganggap dirinya orang penting dan besar.
·         Delusi melankolis  : merasa dirinya bersalah, hina, dan dosa.
6.     Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi.
7.     Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini Nampak pada keseluruhan pribadinya.

H.  Usaha-usaha Penyembuhan Ketidakpastian
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita adalah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jeas, isalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu ialah karena pengalaman. Jadi, yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.


*      Contoh Manusia dan Kegelisahan
Kegelisahan di kaki Gunung Rinjani

Selasa, 18 November 2014 13:02 WIB


Mulyono lantang menyampaikan haknya yang hilang atas tanah seluas tiga hektare di kaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.

Orang Sembalun itu mengungkapkan keprihatinannya di hadapan komisioner Inkuiri Nasional Hak Masyarakat Adat dalam dengar keterangan umum masyarakat wilayah Bali-Nusa Tenggara di Mataram, Jumat (14/11).

Ia menuturkan bagaimana awalnya 200 orang dari daerah itu mengikuti program kopi yang didengungkan oleh seorang staf Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Kehutanan dan Perkebunan Kecamatan Sembalun 25 tahun lalu.

"(Dari 200 orang) hanya tujuh orang yang tidak bisa setor kopi lalu tanahnya diambil. Dia sebut hutang saya Rp700.000, padahal dapat pupuk pun satu karung dibagi dua (petani), bibit dibagi-bagi banyak (petani) juga," kata Mulyono.

Saat ditanya komisioner inkuiri nasional apakah dia sudah melaporkan kasus ini ke pihak berwenang, Mulyono mengaku belum pernah melaporkan apa pun karena takut.

"Takut Bu. Kami waktu itu lihat orang pakai celana panjang saja takut, tidak berani kami melapor, tidak tahu pula ke mana lapor," katanya.

Sabtu (15/11), Mulyono menunjukkan tanah kosong seluas tiga hektare miliknya di kaki Gunung Rinjani yang hilang. Satu pohon kopi sedang berbunga di antara semak belukar, beberapa pohon nangka sedang berbuah, serta satu rumah kecil yang tidak dipakai dan rusak berdiri di pinggir lahan tersebut.

"Satu pohon kopi itu saja tersisa sebagai kenangan, lainnya sudah ditebas waktu tanah ini diambil. Pohon-pohon nangka itu juga saya yang tanam dari mulai biji," ujar Mulyono.

Ia lantas menceritakan kembali peristiwa 25 tahun lalu, saat staf UPTD Kehutanan dan Perkebunan Kecamatan Sembalun berinisial K yang kini menjabat sebagai Kepala UPTD Sembalun datang menagih hutang kopi ke rumahnya.

"Dua kali dia datang menagih, saya ketakutan lari terbirit-birit sembunyi ke sungai. Dia datang lagi meminta tanda tangan," katanya.

Mulyono mengaku diminta menandatangani berkas yang tidak dia ketahui isinya. "Ada tulisannya, saya tidak tahu apa isinya, saya tidak bisa baca. Kami dulu itu bodoh, benar-benar bodoh, bahkan melihat orang memakai celana panjang saja kami lari ketakutan."

Sejak saat itu, dia tidak dapat lagi menempati tanah tempat ia dilahirkan. Bahkan adiknya terpaksa pergi ke Arab Saudi bersama sang suami untuk bekerja karena tidak ada lagi lahan yang dapat digarap di Sembalun.


Konflik Lahan

Sembalun terkenal di kalangan pendaki dalam maupun luar negeri karena lembah yang dikelilingi beberapa bukit itu merupakan salah satu pintu masuk untuk mencapai puncak Rinjani.

Sama seperti wilayah di sekitar gunung berapi lainnya, daerah berhawa sejuk di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut itu diberkahi dengan tanah yang subur.

Namun berkah alam yang begitu besar itu juga membuat masyarakat asli yang menyebut diri mereka masyarakat adat Sembalun tidak hidup tenang.

Menurut pemangku adat masyarakat Sembalun, Abdul Rahman, ketenangan masyarakat yang hidup di kaki Gunung Rinjani sesungguhnya hilang sejak pada masa perintahan kolonial Belanda, ketika kawasan hutan dan tanah-tanah masyarakat hukum adat Sembalun dijadikan tanah negara dengan istilah Gross Governoor (GG), kawasan hutan tutupan, kawasan suaka margasatwa, dan kawasan-kawasan lain.

Ketidaktenangan itu berlanjut ketika pemerintahan Orde Baru menjadikan semua tanah tidak bersertifikat sebagai milik negara dan menyerahkan hak pengelolaanya kepada perusahaan serta menjadikan wilayah hutan sebagai hutan lindung dan taman nasional yang membatasi akses masyarakat untuk memanfaatkannya.

Abdul Rahman mengatakan masuknya PT Sembalun Kusuma Emas yang masih milik keluarga Cendana ke daerahnya mengawali kedatangan perusahaan-perusahaan bermodal besar lain seperti PT Sampoerna Agro, PT Agrindo Nusantara, PT Putra Agro Sam Lestari, PT Cipta Karya Sarana, PT Benete yang mengelola lahan begitu luas untuk pertanian dan perkebunan.

Perusahaan-perusahaan itu menghasilkan produk-produk pertanian dan perkebunan berkualias tinggi dan masyarakat petani tidak bisa menyaingi produk mereka.

"Hasil pertanian terbaik kita pun tidak bisa mengalahkan hasil pertanian terburuk mereka," ujar dia.

Masyarakat adat Sembalun makin gelisah mendengar rencana proyek Geopark dan rencana pembukaan lahan untuk jalan sepanjang 35 kilometer di daerah mereka.

"Geopark kalau tidak bisa ditahan ya harus bisa menyatu dengan masyarakat, memanusiakan masyarakat sekitar," ujar Abdul Rahman.

Berkenaan dengan itu Kepala Seksi Hak Tanah Pendaftaran Tanah Kawasan Tertentu Badan Pertanahan Nasional Lombok Timur Durlim mengatakan PT Sembalun Kusuma Emas memegang sertifikat pembebasan tanah seluas 555 hektare namun belum pernah memiliki sertifikat Hak Guna Usaha (HGU).

Dari lahan seluas 555 hektare tersebut, PT Sampoerna Agro mengajukan HGU seluas 135 hektare untuk pertanian, dan areal yang diajukan HGU-nya diperluas menjadi 183 hektar saat beralih ke PT Agrindo Nusantara.

Status tanah sebelum masuknya PT Sembalun Kusuma Emas, menurut dia, adalah tanah negara yang dikuasai masyarakat. Ada proses ganti rugi terhadap tanaman dan bangunan di atas tersebut dengan bukti berita acara dan kwitansi.


Konflik lain

Konflik lahan lain muncul saat Menteri Kehutanan melalui surat Nomor 448/Menhut-VI/90 menetapkan sebagian dari daerah Sembalun menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang luasnya  41.330 hektare pada 1990.

Penetapan itu membuat aktivitas masyarakat yang mengidentifikasi diri sebagai masyarakat adat Sembalun berubah. Kebiasaan mereka mengambil ranting di kawasan hutan, menggembala sapi savana, dan bertani di lereng Rinjani dihentikan setelah kawasan tersebut menjadi taman nasional.

Ketua komunitas adat Sajang Indrawan mengatakan sebuah pemukiman lama bernama Kampung Tempos yang berada di seberang sungai hanya bisa masuk ke kampung melewati Taman Nasional Gunung Rinjani.

Ketegangan dengan pengelola taman nasional terjadi saat masyarakat mencoba memperbaiki akses jalan ke kampung tersebut dan dilarang oleh pengelola taman nasional.

Staf Taman Nasional Gunung Rinjani Imran Lubis mengatakan pelarangan memasuki kawasan taman nasional sebenarnya tidak seperti yang disampaikan masyarakat Sembalun.

Pengelola taman nasional, menurut dia, masih membiarkan masyarakat menggembala ternak di sana. Dan pada 7 November 2014 ada acara Pekelem yang dilakukan masyarakat beragama Hindu di kawasan Rinjani.

Program Geopark yang sedang dikaji oleh pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa ditujukan untuk menjadikan Gunung Rinjani dan daerah penyangganya sebagai taman dunia, dan tidak akan menyingkirkan masyarakat adat yang sudah punya ikatan kuat dengan gunung dari kawasan tempat mereka hidup.

Staf Taman Nasional Gunung Rinjani lainnya, Ahmad Asnawi, mengatakan area di sekitar Danau Segara Anak merupakan zona inti di mana tidak boleh ada aktivitas apa pun kecuali untuk penelitian dan ada zona rehabilitasi di pinggir zona inti.

Sementara Sembalum, menurut dia, masuk ke zona pemanfaatan dan zona tradisional ada di hutan sekitar Kampung Triya yang sejak lama memanfaatkan pakis di daerah tersebut.

Staf Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VIII Denpasar I Ketut Gede Yase mengatakan wilayah yang diklaim masyarakat adat Sembalun masuk ke dalam kelompok hutan Gunung Rinjani Register Tanah Kehutanan Nomor 1.

Kawasan tersebut ditetapkan sebagai hutan tutupan oleh Gubernur Jenderal Belanda di masa kolonial.

Pada periode 2000-2012, ia mengatakan, Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan BPKH VIII Denpasar melakukan rekonstruksi batas luar Taman Nasional Gunung Rinjani, dan menetapkan luas kawasan hutan menjadi 125.200 hektare yang terbagi dalam tujuh kelompok fungsi.

Pembagian kelompok kawasan hutan antara lain meliputi hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, taman nasional, taman wisata alam, hutan wisata hutan raya, dan hutan suaka.

Saat itu ada patok batas bersifat sementara sehingga jika memang ada klaim dari masyarakat maka lahan akan dikeluarkan dari kawasan hutan dengan melakukan konsultasi dengan Bupati.

Meski demikian selama periode rekonstruksi kawasan hutan Rinjani ia mengaku belum pernah mendengar ada klaim masyarakat adat Sembalun atas tanahnya, selain usul untuk melakukan tumpang sari di wilayah hutan di sana.

Masyarakat adat Sembalun yang mendiami sejumlah desa di kaki Gunung Rinjani menginginkan kawasan hutannya kembali, setelah melihat kondisi alam di kawasan tersebut menurun sejak dikelola Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Sebelumnya ada 44 mata air di daerah tersebut dan kini tinggal 14 mata air yang tersisa pada musim hujan dan tiga saja di musim kemarau.

Pembalakan pohon liar yang marak terjadi di kawasan lindung sekitar Rinjani, menurut dia, merupakan salah satu pemicu hilangnya sumber-sumber mata air di sana.

"Masyarakat kami tidak akan memotong pohon di hutan tanpa persetujuan Mangku Gawar. Mereka yang memotong dapat sanksi diarak kampung membawa pohon yang dipotong dan harus menanam dan merawat 10 pohon hingga besar untuk menggantikan satu pohon yang ditebang, jadi hutan tidak akan punah," ujar Abdul Rahman.



Referensi : http://www.antaranews.com/berita/464891/kegelisahan-di-kaki-gunung-rinjani

IBD - Bab 9 (Manusia dan Tanggung Jawab)

BAB 9

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

A. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban meanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjaadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Aapabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Tanggung jawab merupakan ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.

B. Macam-macam Tanggung Jawab
a.     Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri.
b.     Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyankut nama baik keluarga.
c.      Tanggung jawab terhadap masyarakat
Manusia meruapakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
d.     Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Setiap manusia merupakan warga negara, oleh karena itu dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
e.      Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

C. Pengabdian dan Pengorbanan
a.     Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tanaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih saying, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetpi hanya bantuan saja.
b.     Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus dan ikhlas semata-mata.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesame teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.





*      Contoh Artikel / Kasus :

M-Care : Bentuk Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa Sebagai Insan Akademis dan Pengabdi
Senin, 19 Nopember 2012 11:29

M-Care : Bentuk Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa Sebagai Insan Akademis dan PengabdiSebagai bentuk kepedulian terhadap sesama sekaligus aplikasi Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya bidang pengabdian masyarakat, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Manajemen adakan Management Care (M-Care). Acara yang tersebut dikemas dalam serangkaian acara yang terdiri dari Lomba Menggambar Bersama Anak Yatim dan Gerakan Penanaman 1000 bibit pohon.
Menurut Panpel Kegiatan M-Care mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru fakultas Ekonomi Unesa. Tahun lalu, M-Care d pusatkan di Liponsos Surabaya dan Kawasan Hutan Mangrove. sedangkan pada tahun 2012 ini dipusatkan di Taman Bungkul Surabaya dan Kawasan Pesisir Kota Surabaya.
" Tujuan kegiatan ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab sosial mahasiswa sebagai insan akademis dan pengabdi serta implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Cakap akademik itu penting namun kepedulian terhadap sesama dan lingkungan juga tidak kalah penting". Tambahnya.
Sikap peduli terhadap sesama dan kepedulian terhadap lingkungan harus di tanamkan kepada mahasiswa selama dibangku perkuliahan karena kelak mereka akan kembali kepada lingkungan masyarakat. Pungkasnya.


Referensi : http://fe.unesa.ac.id/berita/read/93/2012/11/m-care_bentuk_tanggung_jawab_sosial_mahasiswa_sebagai_insan_akademis_dan_pengabdi.html