Rabu, 19 November 2014

IBD - Bab 8 (Manusia dan Pandangan Hidup)

BAB 8
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

A.  Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil emikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hisup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
·         Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
·         Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
·         Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya

B. Cita-cita
Cita-cita merupakan pandangan masa depan,merupakan pandangan hisup yang akan dating. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
C. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.

D.  Usaha/Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat menusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malasan, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.

E.  Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu:
·         Aliran naturalism
·         Aliran intelektualisme
·         Aliran gabungan
F.   Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanpun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hisup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hisup itu sebagai sarana mencapai tujuan da nada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman, dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
·         Mengenal
·         Mengerti
·         Menghayati
·         Meyakini
·         Mengabdi
·         Mengamankan


Contoh Artikel / Kasus :
Beda Pandangan Soal Uang Merusak Hubungan



Pertengkaran pasangan soal yang disebabkan sejumlah faktor, termasuk kepribadian finansial yang berlawanan.

KOMPAS.com - Pasangan menikah dengan perencanaan keuangan keluarga yang baik bukan satu-satunya syarat meraih kebahagiaan dalam hubungan. Boleh jadi, saat ini Anda dan suami sudah memiliki tabungan yang cukup, dana pensiun yang terencana dengan baik, dan arus kas rumah tangga yang terkontrol. Namun semua hal ini tak menjamin kebahagiaan dalam hubungan.

Penting bagi pasangan untuk memiliki cara pandang yang lebih luas soal keuangan. Pandangan Anda dan dia soal uang punya pengaruh besar terhadap setiap keputusan yang pasangan ambil terkait kebutuhan rumah tangga dan keluarga.

Coba ingat kembali, seberapa sering Anda dan suami beradu argumen soal uang. Perbicangan soal makan siang saja bisa memicu pertengkaran, jika cara pandang Anda dan dia soal uang berbeda. Contohnya, saat Anda bertanya pada suami mengenai menu makan siangnya, dia mengatakan makan siang salad seharga Rp 100.000 misalnya. Bagi Anda, salad seharga tersebut terlalu mahal, dan hal ini pun memicu pertengkaran kecil yang jika terakumulasi bisa merusak hubungan dalam jangka panjang.

Pertengkaran pasangan soal uang umumnya dipengaruhi tiga faktor ini:
1. Kepribadian keuangan
Coba perhatikan karakter anak-anak dalam menggunakan uangnya. Si A yang memiliki kepribadian si penabung dan si B yang berkepribadian si pebelanja.  Si B kesulitan menyimpan uangnya untuk masa depan, sementara si A takkan menggunakan uangnya kecuali terpaksa atau bahkan dipaksa.
Perbedaan kepribadian terkait uang ini juga didapati pada orang dewasa. Anda dan suami pun memiliki kepribadian yang bisa jadi sama atau berbeda. Ada lima kepribadian terkait uang: si hemat, si boros, pengambil risiko, si cari aman, si coba-coba.
Setiap orang bisa memiliki 2-5 kepribadian tersebut dalam dirinya. Karenanya penting bagi pasangan untuk saling memahami kepribadian terkait uang, mana kepribadian utama Anda dan dia, dan kepribadian pendukungnya. Pahami perbedaan kepribadian soal uang ini agar Anda dan dia lebih mampu mengatasi potensi pertengkaran soal uang.

2.   Pandangan hidup.
Lima kepribadian soal uang tadi ada hubungannya dengan perspektif seseorang tentang kehidupan. Uang selalu ada kaitannya dengan setiap keputusan yang Anda ambil. Dengan kata lain, kepribadian Anda soal uang memengaruhi perspektif Anda tentang hidup.
Si boros cenderung royal memberikan hadiah. Sementara si hemat selalu memanfaatkan kesempatan penawaran yang menguntungkannya. Bagi si pengambil risiko, ia takkan banyak pertimbangan dalam menggunakan uangnya. Sedangkan si cari aman selalu penuh perencanaan. Bagi si coba-coba, ia takkan membiarkan persoalan uang memengaruhinya dalam mengambil keputusan.
Sekali lagi, dengan memahami perbedaan perspektif yang ada hubungannya dengan kepribadian soal uang ini, Anda dan pasangan bisa saling memahami. Sehingga pertengkaran karena uang pun bisa diminimalisasi.

3.    Kepribadian berlawanan.
Nah, ketika Anda menikah dengan seseorang yang memiliki kepribadian berlawanan, inilah yang menjadi pemicu pertengkaran finansial pada pasangan. Faktanya, 75 persen pasangan menikah memiliki kepribadian finansial yang berlawanan. Tak heran jika 70 persen penyebab perceraian dipicu persoalan uang.

Meski begitu, menikah dengan seseorang yang memiliki kepribadian finansial berlawanan tak selamanya berpotensi merusak hubungan. Selalu ada alasan di balik perbedaan tersebut bukan? Adalah tugas Anda dan pasangan untuk mentoleransi perbedaan tersebut, menerimanya dan berusaha saling menyesuaikan, bukan berusaha menyatukan apalagi memaksakan kehendak kepada satu dengan lainnya.


Referensi :
http://female.kompas.com/read/2012/11/01/15072852/Beda.Pandangan.Soal.Uang.Merusak.Hubungan


IBD - Bab 7 (Manusia dan Keadilan)

BAB 7
MANUSIA DAN KEADILAN

A.  Pengertian Keadilan
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

B.  Keadilan Sosial
Untuk mewujudkan keadilan sosial, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu ditanam, yakni :
·         Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
·         Sikap adil terhadap sesame, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain
·         Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
·         Sikap suka bekerja keras
·         Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama

C.  Berbagai Macam Keadilan
·         Keadilan Legal atau Keadilan Moral
·         Keadilan Distributif
·         Keadilan Komunikatif

D.  Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya aoa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai denngan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama atau hukum. Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar.

E. Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur. Kecurnagn menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasanya tidak senang bils ada yang melebihi kekayaannya. Padahal afama apapun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.

F.  Pemulihan Nama Baik
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir,  melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongaan kepada sesame hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih saying, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu ditumbuh.

G.                        Pembalasan

Pembalasan ialah suatu reaksi atau perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.


  • Contoh Artikel / Kasus :
Curi 5 Permen Coklat, Nenek Waliyah Divonis 3 Bulan Penjara


Pekalongan - Pengadilan Negeri (PN) Pekalongan menjatuhkan vonis 3 bulan penjara potong masa tahanan kepada Waliyah (57). Hakim menilah wanita tua itu terbukti bersalah mencuri 5 buah permen coklat.


Vonis tersebut dibacakan ketua majelis hakim, Wiwin Arodawati, dalam persidangan di PN Pekalongan, Rabu (27/10/2010).

"Hal-hal yang meringakan terdakwa belum pernah dihukum dan bersikap sopan dalam persidangan," ujar.

Waliyah yang lugu menyambut gembira hukuman yang dijatuhkan hakim tersebut. Sebab hal itu berarti dirinya bisa langsung menghirup udara bebas. Bahkan saking gembiranya, dia melakukan sujud syukur di halaman PN Pekalongan.

"Alhamdulillah saya sangat bersyukur kepada Allah. Saya kapok," ujar Waliyah yang sudah ditahan sejak 30 Juli lalu.

Vonis majelis hakim ini lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Dalam persidangan sebelumnya, JPU menuntut wanita tuna wisma itu dengan hukuman 4 bulan penjara.

Waliyah diseret ke meja hijau karena kedapatan mencuri 5 buah permen coklat di sebuah pusat perbelanjaan di Pekalongan, Jawa Tengah. Di pengadilan, Waliyah mengaku nekat mencuri karena tidak memiliki uang.

Waliyah boleh berkilah, namun proses hukum tetap berjalan. Jaksa menilai, nenek asal Slawi, Tegal, itu melanggar pasal 362 KUHP tentang tindak pidana pencurian.


Referensi Contoh :
http://news.detik.com/read/2010/10/27/135745/1476573/10/curi-5-permen-coklat-nenek-waliyah-divonis-3-bulan-penjara?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

IBD - Bab 6 (Manusia dan Penderitaan)

BAB 6
MANUSIA DAN PENDERITAAN

A.  Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peran individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orangm hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya.

B.  Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakuan.
Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
·         Claustrophobia dan Agoraphobia
·         Gamang
·         Kegelapan
·         Kesakitan
·         Kegagalan
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanak-kanak, tetapi phobia juga dapat berekmbang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap.

C.  Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah
·         Nampak pada jasmani (pusing sesak nafas, demam, nyeri pada lambung)
·         Nampak pada kejiwaannya (rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah)
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
·         Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya
·         Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
·         Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental adalah sebagai berikut :
·         Kepribadian yang lemah
·         Terjadinya konflik social budaya
·         Cara pematangan batin
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
·         Kota-kota besar
·         Anak-anak muda usia
·         Wanita
·         Orang yang tidak beragama
·         Orang yang terlalu mengejar materi

D.  Penderitaan dan Perjuangan
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkunga, masyarakat sekitar, denga waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.
Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta berapa lama mendekam dalam penjara colonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa. Demikian pula pemimpin kita yang lain.

E.  Penderitaan, Media Massa, dan Seniman
Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menetukan sikap antara sesame manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul “Arie Hangara”.

F.  Penderitaan dan Sebab-sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
·         Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
·         Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan

G.                     Pengaruh Penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.


  • Contoh Artikel / Kasus :

Manusia Gerobak, Kisah Nyata Kemiskinan Ibu Kota



Manusia Gerobak adalah fenomena yang lazim dijumpai di jalan jalan kota Jakarta. Manusia gerobak hidup bebas di jalanan, kolong jembatan, areal pasar, pertokoan, terminal dan stasiun. Mereka tidak memiliki akses pendidikan, kesehatan, air bersih dan tempat tinggal yang layak. Bahkan mereka juga sering dieksploitasi. Manusia gerobak merupakan sebuah kisah nyata kemiskinan ibu kota yang membutuhkan perhatian multipihak.

Disebut manusia gerobak karena gerobak adalah ciri khas mereka. Gerobak yang mereka bawa kesana-kemari fungsinya tidak hanya untuk menampung barang bekas dari hasil memulung, namun gerobak itu juga dipakai untuk menyimpan kebutuhan sehari-hari dan tempat untuk tidur. Gerobak merupakan rumah untuk mereka.

Samsia (46) satu diantaranya, setiap hari Ia menarik gerobak melintasi Kantor Komisi Hak Asasi Manusia (komnasHAM), jalan Latuharhari Jakarta. Hari itu Janda dengan dua orang anak itu mencari barang barang bekas disepanjang jalan Latuharhari dan pasar rumput Manggarai. Samsia mengatakan dirinya mencari barang bekas sejak pagi hingga larut. Samsia tidak memiliki tempat tinggal. Ia biasanya tinggal diemperan toko, taman, pasar, kolong jebatan atau stasiun bersama gerobaknya. Di malam hari Ia bersama anaknya tidur didalam gerobak. Untuk keperluan mandi atau buang air biasanya dilakukan di stasiun atau pasar karena cukup hanya membayar seribu atau duaribu rupiah.

Sebelumnya manusia gerobak seperti Samsia memiliki rumah tinggal sekalipun itu mengontrak rumah diatas tanah ilegal. Disana ada fasilitas listrik juga air. Anak-anaknyapun bisa bersekolah. Tapi, karena hunian mereka itu yang diangap ilegal, mereka digusur. Merekapun pindah ke tempat lain yang kondisinya jauh lebih buruk dari sebelumnya seperti dibawah jembatan atau lahan kosong dengan bangunan seadanya. Namun di tempat ini mereka kembali digusur sampai akhirnya mereka menjadi manusia gerobak. Ketika menjadi manusia gerobak mereka tidak tergusur lagi, gerobak adalah rumah mereka yang selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Komunitas manusia gerobak dan para pemulung juga sering dijumpai di Stasiun Cikini, mereka mencari barang barang bekas dengan gerobak. Di dalam Gerobak itu terkadang ada pula anak anak mereka yang masih berusia balita. Di wilayah Jakarta selatan manusia gerobak mudah dijumpai dibawah jembatan layang Kebayoran atau di bawah kolong jalan Simatupang. Para manusia gerobak ini mulai beroperasi sekitar pukul 06.00 pagi dan pulang sekitar pukul 19.00 malam.

Paling mengkhawatirkan dari manusia gerobak adalah nasib anak anak mereka, praktis tidak sekolah dan tak tersentuh pelayanan kesehatan. Dalam jangka panjang, ini otomatis akan menimbulkan masalah baru karena tanpa pendidikan mereka sulit akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik

Beberapa yayasan sosial seperti Gema Nusantara, Yayasan Bakti Nurul Iman, Yayasan Rumah Singgah Ciliwung, Yayasan Pelita dan Yayasan Kenari memiliki program khusus untuk Manusia gerobak. Beberapa yayasan ini memberi pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan pendampingan anak dan remaja dan menyalurkan donasi pihak ketiga kepada keluarga manusia gerobak.

LKS Gema Nusantara di jalan Tambak Jakarta Pusat, melayani manusia gerobak sebanyak 30 Kepala Keluarga (KK) 120 jiwa Manusia gerobak yang beroperasi di kawasan Jakarta Pusat, pintu air Manggarai dan Taman Proklamasi.

Yayasan Bakti Nurul Iman di Kebon Pala Kampung Melayu melayani manusia gerobak sebanyak 12 KK dengan 45 jiwa di kawasan Jakarta Selatan dan taman Manggarai. Yayasan Rumah Singgah Ciliwung melayani 10 KK dengan 30 jiwa manusia gerobak di kawasan Jakarta Selatan dan yang berada di Rel Kereta Api Manggarai.

Yayasan Pelita melayani manusia gerobak sebanyak 20 KK dengan 80 jiwa di kawasan Jakarta Pusat, Terminal Senen dan taman Monas dan Yayasan Kenari melayani manusia gerobak sebanyak 20 KK dan 80 jiwa di kawasan Jakarta Utara dan di sekitar terminal bus Tanjung Priok.

Kerja-kerja kemanusiaan dari beberapa yayasan ini tentu membutuhkan dukungan dari multipihak. Donasi langsung disalurkankepada yayasan tersbut melalui kontak yayasan berikut. Yayasan Bhakti Nurul Iman. Jl. Kebon Pala II RT/RW:06/05 No. 24 Kel. Kampung Melayu-Jatinegara (021)-837-05120. Yayasan Pelita Ilmu Jl. Kebon Baru IV No. 16, Asem Baris, Tebet, Jakarta Selatan 12830 (021) 837-95480 dan Yayasan Kenari, Jl. Kenanga 21, Rawa Badak,Koja, Jakarta 14230 tlp. (021)-448-35504


Referensi Contoh :
http://www.indonesiafightpoverty.com/2014/03/19/manusia-gebobak-kisah-nyata-kemiskinan-ibu-kota/

IBD - Bab 5 (Manusia dan Keindahan)

BAB 5
MANUSIA dan KEINDAHAN

A. KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya.Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun dan kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan. Keindahan adalah identic dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau local.
a.     Apakah Keindahan itu ?
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan itu baru dapat berkomunikasi.
Keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa  keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Ternyata pengertian dari “apakah keindahan itu” sangatlah banyak. Karena itu dalam estetika modern orang lebih suka berbicara tentang seni dan pengalaman estetik, karena ini bukan pengalaman abstrak melainkan gejala konkret yang dapat ditelaah dengan pengamatan secara empirik dan penguarain yang sistematik.
b.    Nilai Estetik
Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
c.     Kontemplasi dan Ekstansi
Konstemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka konstemplasu itu faktir pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan.
d.    Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?
Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1.      Tata nilai yang telah using
2.      Kemerosostan zaman
3.      Penderitaan manusia
4.      Keagungan Tuhan



e.     Keindahan Menurut Pandangan Romantik
Dalam buku AN Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bias pernah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantic John Keats (1795 – 1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing beauty is a joy forever
It’s loveliness inscreases; it will never pass inti nothingness
Dia mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ke ketiadaan. Dari sini kita mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk. Krena itu dia tidak berbicara langsung mengani keindahan, akan tetapi sesuatu yang indah.

B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu adalah :
·         Teori pengungkapan
·         Teori metafisik
·         Teori psikologik

C.  KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Pertentangan pun menghasilkan keserasian. Misalnya dalam dunia musik, pada hakekatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut.
a.     Teori Obyektif dan Teori Subyektif
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan.
Teori subyektif, menyatakan ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada penerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu.
b.    Teori Perimbangan

Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.


  • Contoh Artikel / Kasus :


Wakil Walikota Kerja Bakti Bareng Masyarakat dan TNI

Guna mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, Wakil Walikota H.Sachrudin beserta masyarakat yang dibantu oleh aparat Kecamatan, Kelurahan dan pihak TNI  melakukan kerja bakti bersama di sepanjang jalan Irigasi Sipon Kecamatan Cipondoh, Sabtu (04/10). Hal ini dilakukan agar lingkungan sepanjang kali Sipon menjadi bersih, indah dan nyaman.

"Saya berharap kali Sipon yang selama ini tidak terawat bisa jadi bersih dan masyarakat yang berada di sekitarnya lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan,"ujarnya saat memantau kerja bakti tersebut.

Dikatakannya bahwa kerja bakti ini merupakan kegiatan yang harus terus dijaga dan dipelihara secara kontinyu karena dengan kerja bakti kita bisa saling bekerjasama, gotong royong dan berinteraksi satu dengan lainnya sehingga akam tumbuh kesadaran yang tinggi dari masyarakat. Kerja bakti ini merupakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya memelihara lingkungan yang bersih indah dan nyaman serta  membangun pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dengan menggunakan Sepeda Motor, Wakil Walikota memantau lokasi kerja bakti  sepanjang kali Sipon dari wilayah Buaran Kec.Tangerang sampai dengan wilayah Gondrong Kec.Cipondoh. Wakil Walikota pun turut membaur dan menyapa para warga dan aparat serta personil TNI. Bahkan Wakil Walikota juga memberikan apresiasi kepada pihak TNI yang turut ambil bagian dan berpartisipasi bersama masyarakat dan apratur Pemkot melakukan kerja bakti di sepanjang kali Sipon.

Turut pula dalam kerja bakti tersebut, satu pleton satuan polisi pamong praja (Pol PP) personil Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan personil Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).

Sementara itu, salah seorang warga Cipondoh A.Fuady (30)  berharap agar kerja bakti gabungan ini bisa dilakukan di waktu-waktu mendatang, sehingga memberikan motivasi bagi warga masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungannya."Terima kasih Pak, mau ikut kerja bakti sama warga,"imbuhnya saat menyapa Wakil Walikota.


Referensi Contoh :
http://tangerangkota.go.id/wakil-walikota-kerja-bakti-bareng-masyarakat-dan-tni